Kamis, 15 Desember 2016
Jagung dan Potensi Kesuksesan Petani Kabupaten Sumbawa
Sejahtera dan bahagia adalah tujuan hidup yang tak pernah lepas dari manusia. Hal itu pula yang menjadi cita dan asa dari para petani. Dalam rangka memenuhi keinginan menjadi sejahtera dan bahagia, petani melakukan aktifitasnya sebagai petani, baik secara konvensional, semi modern bahkan sampai ke tingkat modern.
Dalam rangka mengelola lahan, sudah tidak diragukan lagi bahwa petani memiliki kemampuan, ditambah lagi dengan adanya petugas penyuluh lapangan (PPL) yang memiliki kompetensi yang cukup dalam membimbing petani. Namun, kecukupan ilmu para PPL belum dapat tersalurkan secara murni sehingga kemampuan petani menjadi lebih meningkat ke arah kepiawaian. Meskipun demikian bukan berarti PPL tidak memiliki hasil, tapi masih butuh metode dan energy untuk menjadikan petani mandiri sehingga mampu merajut asa menggapai cita menjadi sejahtera dan bahagia.
Dalam berbagai penyuluhan disampaikan bahwa tanaman jagung dapat membawa petani menuju kesejahteraan dan kebahagiaan tersebut, sehingga petani secara sadar melaksanakan apa yang telah disarankan dan ternyata hasilnya cukup memuaskan. Hasil tanaman jagung para petani sudah hampir mencapai nilai sempurna, karena rata-rata petani sudah mampu menghasilkan jagung > dari 8 ton per hektar. Sungguh mengejutkan, para petani merasa bangga dan mendapatkan kepuasan sementara. Tapi, lagi-lagi asa dan cita petani akan menjadi pupus tatkala para pembeli datang dan menawar hasil jagung dari para petani.
Tanpa disangka dan diduga-duga harga yang ditawarkan oleh pembeli berkisar antara Rp. 1.800,- sampai Rp. 2.400,- per kilogram. Harga yang sungguh jauh dari perkiraan, tahun lalu kisaran harganya antara Rp. 2.200,- sampai Rp. 2.800,- per kilogramnya.
Kalau kita menghitung nilai ekonominya maka didapatkan Break Event Point (BEP) atau nilai balik modal dalam pertanian tanaman jagung adalah :
Sewa lahan
Rp 1,000,000
Pembersihan lahan
Rp 750,000
Herbisida 1
Rp 200,000
Bibit
Rp 1,600,000
ZPT
Rp 170,000
Penanaman
Rp 800,000
Pupuk dasar
Rp 200,000
Herbisida 2 Selektif
Rp 330,000
Pupuk susulan 1
Rp 200,000
Insektisida, pestisida, fungisida
Rp 120,000
Pupuk susulan 2
Rp 300,000
Herbisida 3
Rp 120,000
Ongkos pemupukan dan penyemprotan
Rp 500,000
Pemanenan
Rp 2,000,000
Bunga pinjam modal
Rp 560,000
BEP
Rp 8,850,000
Rata-rata nilai jual
Rp 2,100,000
Rata-rata hasil (Ton) 8
Hasil jual Rp 16,800,000
Sisa penjualan Rp 7,950,000
Penghasilan per bulan (6 bln) Rp 1,325,000
Belum lagi ditambah dengan penyusutan peralatan.
Maka dapat disimpulkan dengan nilai penghasilan tersebut petani belum mampu meningkatkan kesejahteraannya. Oleh karena itu perlu kiranya pemerintah memberi perhatian khusus terhadap nilai jual hasil pertanian tersebut.
Sumber: haqqussamawa
Foto: kabarsumbawa