Sabtu, 10 Desember 2016

Produktivitas Jagung Komposit Berpengairan Sprinkler Sebagai Pangan dan Pakan Di Lahan Kering Iklim Kering Nusa Tenggara Barat


Nusa Tenggara Barat memiliki lahan kering sekitar 1,8 juta ha, tetapi yang baru dimanfaatkan sebesar 30%. Jagung merupakan tanaman yang cukup adaptif dikembangkan di lahan kering namun produktivitas beberapa varietas jagung komposit berpengairan sprinkler sebagai pakan dan pangan yang ditanam pada musim kemarau.

Penelitian dilakukan di lahan petani yang ditata dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok menggunakan enam varietas jagung (Srikandi Putih, Srikandi Kuning, Lagaligo, Lamuru, Anoman dan Arjuna) yang diulang tiga kali. Parameter agronomi yang diamati selanjutnya dianalisis menggunakan analisis keragaman (ANOVA) dan analisis ekonomi.

Hasil pengkajian menunjukkan bahwa varietas berpengaruh nyata terhadap tinggi ranaman, tinggi letas tongkol dan hasil biji, sedangkan jumlah tanaman panen, jumlah tongkol panen dan  redemen biji tidak dipengaruhi secara nyata oleh varietas. Varietas Lamuru memiliki hasil tertinggi yaitu 8,266 t/ha, kemudian diikuti oleh varietas Arjuna sebesar 7,540 t/ha, sedangkan terendah dihasilkan oleh varietas Lagaligo sebesar 6,117 t/ha. Daya dukung biomas jagung terhadap pakan ternak sapi Bali di lokasi pengkajian melebihi dari jumlah sapi yang dipelihara petani saat ini (2 ekor).

Daya dukung biomas jagung yang tertinggi diperoleh pada varietas jagung Lagaligo (tanpa tongkol) namun hasilnya rendah dengan diikuti oleh varietas Srikandi Kuning, Lamuru dan Anoman dan yang paling rendah adalah varietas Srikandi Putih dan Arjuna. Berdasarkan hasil penelitian ini, varietas yang dianjurkan untuk ditanam pada lahan kering iklim kering berpengairan sprinkler adalah Lamuru atau Srikandi Kuning.

Sumber: litbang
Foto: tipspetani