Sabtu, 03 Desember 2016
Kondisi Pangan di Kabupaten Bima
Tahun 2015 merupakan tahun terakhir pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Dalam rangka mewujudkan semua agenda pembangunan sesuai dokumen perencanaan tersebut, pada tahun 2014 lalu, Bupati Bima Drs H Syafrudin HM Nur M.Pd telah mencanangkan Tahun Kerja Berkelanjutan.
“Motto Tahun Kerja Berkelanjutan ini mengisyaratkan penting bahwa tugas dan kewenangan Bupati Bima dan seluruh jajaran adalah mewujudkan visi Pembangunan Daerah. Oleh karena itu dengan visi ini akan dapat dicapai dengan kerja keras dan salah satu ikhtiar yang dilakukan adalah Percepatan Peningkatan Kesejahteraan Rakyat Melalui Industrialisasi Produk Unggulan Daerah Kabupaten Bima,” ujar Sekda Bima Drs HM Taufik HAK M.Si, dihadapan rombongan Wantannas dalam kunjungan kerja di Kabupaten Bima, baru-baru kemarin.
H Taufik menjabarkan, bila ditilik dari produksi pangan, jumlah produksi padi tahun 2014 mencapai 361.022 ton atau setara beras 196,579 ton. Dari jumlah tersebut, kabupaten Bima mengalami surplus beras 143.956 ton setelah dikurangi kebutuhan masyarakat 53.000 ton. Karena itu, dengan adanya peningkatan stok beras ini, maka produksi beras Kabupaten Bima menopang kebutuhan pangan Propinsi NTT—yaitu pada tahun 2014 DIVRE II Bulog Bima melakukan pengiriman (move) nasional sebanyak 20.000 ton ke Kupang, sehingga stok beras Kabupaten Bima sampai dengan hari ini mencapai 42.000 ton. “Ini cukup untuk kebutuhan sampai pada bulan Juni 2015 mendatang,” terangnya.
Bila dilihat dari pembangunan sektor pertanian dihadapkan pada beberapa masalah antara lain, kurangnya ketersediaan bibit padi unggul, kurang tersedia pupuk dan pestisida bersubsidi. Hal ini dapat dilihat dari jumlah kuota 20.500 ton dan jumlah ini lebih kecil dari kebutuhan petani yang mencapai 26.000 ton. “Disamping itu, masalah lain yang dihadapi petani adalah harga pupuk yang melambung di saat kebutuhan petani tinggi, sementara stok di gudang distributor tidak tersedia,” kata H Taufik.
Taufik juga melaporkan, terkait sarana dan prasarana pertanian, tingkat kerusakan irigasi yang cukup tinggi dan mencapai 45 persen. Hal ini menyebabkan tingginya tingkat sedimentasi, ketersediaan air tidak cukup, air tidak bisa mengalir ke lahan persawahan dan tanaman rentan terhadap serangan hama.
Ia berharap, kunjungan kerja Wantannas di Kabupaten Bima ini dapat melaporkan dan menyampaikan potensi dan proposal Kabupaten Bima dalam rangka mendukung program ketahanan pangan nasional kepada Presiden dan Wakil Presiden sehingga cita-cita peningkatan 20 persen produktifikas pangan Kabupaten Bima tercapai dengan sukses.
Sekretaris Jenderal Wantannas RI Letjen Waris mengatakan, kunjungannya ini, selain silaturahim juga dalam rangka ingin melihat dari dekat pertanian di wilayah Kabupaten Bima yang visinya selaras dengan visi Presiden dan Wakil Presiden RI dalam rangka peningkatan swasembada dan ketahanan pangan.
Letjen Waris menjelaskan, tim juga akan turun ke centra pertanian untuk melihat dari dekat kondisi infrastruktur dan melakukan pengambilan sampel untuk selanjutnya melaporkan hasil pemantauan kepada Presiden dan Wakil Presiden.
Sementara itu, tim Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) tersebut, dipimpin Letnan Jenderal TNI Waris dan anggota Komisi I DPR RI H Syafrudin ST (Fraksi PAN) didampingi beberapa petinggi Wantannas Brigadir Jenderal Widodo, Laksamana Madya Eko Jalma, DR Sajoli, Kolonel Waru Safiah dan Tantowi.
Sumber: kampung